RSS

Siapa yang tau (bab 4 ~ Biru Langit)




Hari-hari berlalu setelah Wisha punya pacar baru, tapi setiap malam pikirannya selalu terganggu dengan hal yang sebenarnya aneh. “Raihan” Wisha menyebutkan namanya di suatu malam, yaah Wisha selalu memikirkan Raihan, padahal Wisha sekarang sudah menjadi pacar Rama, sungguh ironi.

Hati manusia siapa yang tau.

Wisha duduk tertegun di balkon rumahnya tempat Wisha selalu menikmati pemandangan langit, namun kali ini beda, seolah Wisha sangat benci melihat langit sekarang, Wisha selalu ingat Raihan, sedangkan Wisha yakin Raihan tidak memikirkannya sama sekali. Raihan sekarang menghilang, mungkin membencinya, karena setiap kali Wisha mencoba menghubungi Raihan, hanya sakit yang selalu Wisha dapatkan. Balasan sms yang selalu singkat, dan tak pernah lagi Raihan menyapanya di manapun mereka bertemu seolah menjadi pusat permasalah saat ini. Terakhir Wisha mendapat kabar bahwa Raihan sedang berada di luar kota.


Setelah sebulan lamanya Wisha berpacaran, ketika jiwanya masih labil, Wisha diputuskan oleh Rama, dengan alasan kalau Rama sudah berjanji kepada Allah untuk tidak berpacaran dulu, padahal selama mereka berpacaran, mereka tidak pernah ada masalah, tak pernah Wisha sakit hati, ataupun sebaliknya, seingat Wisha ia tak pernah menyakiti hati Rama, tapi memang keadaan seperti ini. Ini adalah bagian yang sangat sulit, dan tidak Wisha mengeti.

Seolah langit runtuh menimpanya, Wisha sangat hancur. Dengan segala yang terjadi saat ini. Rasa sakit hati karena Wisha di putuskan, dan rasa sakit kehilangan. Entah kenapa, yang lebih Wisha rasakan adalah rasa sakit kehilangan. Wisha bingung, dan takut untuk mengakuinya, sehingga Wisha pun hanya bisa diam merasakan sakit yang sangat mengganngunya, sampai-sampai kesehatan Wisha pun terganggu.

Sudah seminggu lalu ia sakit, dan teman-teman tedekat Wisha pun tidak mengetahuinya, ia hanya diam di rumah, terkadang keluar rumah tapi berpura-pura bahwa ia sehat, padahal Wisha mempunyai gangguan saraf mata, dan terkadang selalu kambuh dimanapun dan kapanpun. Wisha pernah pergi ke kantor pos, dan sepulang ia dari kantor pos, serasa pandangannya kabur, apapun yang ada di sekitarnya seolah berputar, pusing yang tiba-tiba datang itu membuatnya duduk di sisi trotoar, menunduk, dan nyaris menangis menahan sakit, tapi Wisha menahannya.

Sesampainya Wisha di kamarnya, ia tidak bisa menahan sakitnya, kepalanya berputar dan ia tak ingat apa-apa lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar